Pakar astronomi Arab Saudi, Dr. Khalid bin Shaleh Az-Za'aq, mengungkapkan bahwa suhu panas di Negara kerajaan tersebut pada siang hari bulan Ramadan nanti dapat mencapai tempratur tertinggi dibanding rata-rata suhu panas setiap tahunnya. Suhu panas diperkirakan mencapai 50 oc, sedangkan tingkat kelembabannya dapat mencapai 100 % dalam beberapa hari.
Adapun laporan yang dikeluarkan Badan Pemantau Cuaca Arab Saudi menyebutkan bahwa kondisi udara di tanah suci selama bulan Ramadan mengalami kelembaban di daerah pantai. Suhu udara di Mekah Al-Mukarramah pada masa-masa ini cenderung panas dan lembab, diiringi angin selatan secara terputus-putus. Juga diperkirakan selama tiga hari di bulan ini, di tanah suci, akan terbentuk gumpalan awan disertai petir yang menimbulkan hujan setelah waktu Zuhur diringi angin kencang yang menimbulkan debu.
Karena itu, pakar astronomi dan profesor fisika di Universitas Raja Fahd Untuk Perminyakan dan Pertambangan, Dr. Ali Asy-Syukri, memperingatkan masyarakat agar jangan terlalu letih dan banyak beraktifitas di siang hari Ramadan. Dia juga menasehatkan para jamaah umrah, warga pribumi dan pendatang, agar menghindari terpaan panas secara langsung pada waktu siang, khususnya di tengah hari (sejak jam 11 hingga jam 5 sore) .
Asy-Sukri juga menambahkan, bahwa terlalu lelah dan banyak beraktifitas saat kondisi seperti ini akan berpengaruh pada ginjal, dapat menyebabkan kekeringan atau bahkan kegagalan ginjal. Dalam nasehatnya, dia juga mengingatkan para pemilik usaha agar di bulan Ramadan ini mengizinkan para pekerjanya memulai pekerjaan sejak pagi hari dan selesai pada jam 10 pagi. Dia memperingatkan agar para pekerja tidak terkena panas matahari membara saat berpuasa, karena hal tersebut sangat beresiko secara kesehatan hingga mengakibatkan kematian.
sumber:http://www.islamedia.web.id/2011/07/panas-saudi-dapat-mencapai-50-derajat.html